Bodoh. Kau
memaksaku untuk melupakanmu? Bagaimana bisa? Aku tak sanggup untuk melakukan
itu. Aku tak mau. Aku mencintaimu, sayang. Bagaimana bisa aku melupakan orang
yang kusayang sepertimu dengan semudah itu?
Aku bukan Tuhan yang dapat dengan mudahnya membolak balikan sebuah
perasaan seseorang layaknya membalikkan sebuah telapak tangan. Aku tak sanggup.
Kau tau? Kau datang disaat aku merasa
teramat kesepian. Lalu sekarang, kau akan pergi disaat aku merasa teramat
sendirian? Tidak adil. Haruskah semua orang yang kusayang pergi menghilang?
Haruskah kita kembali seperti awal? Saat dimana kita tidak pernah saling
mengenal?
Kamu curang.
Kamu pergi begitu saja dengan mudahnya. Meninggalkanku begitu gampangnya tanpa
memikirkan perasaanku sebelumnya. Tega. Kamu pikir aku apa? Boneka? Mainan yang dengan mudahnya kamu
buang jika kamu sudah bosan? Aku tau, selalu ada alasan dibalik setiap
tindakan. Pasti ada alasan mengapa kamu memilih untuk pergi dan tak memilih
untuk tetap tinggal. Bahkan aku tau bahwa sebenarnya hatimu masih ingin untuk
tetap tinggal. Tapi mengapa hati dan egomu tak sejalan? Mengapa kau tetap
memilih untuk meninggalkan? Sebegitu bencinya kah kau kepadaku,sayang?
Sayang,
maafkan aku. Aku mencintaimu. Aku memang bukan manusia yang sempurna. Bahkan aku tak pernah membencimu sebelumnya.
Jika memang dengan cara ini hidupmu akan lebih baik, aku rela untuk
meninggalkanmu dan melupakanmu. Jika kamu fikir hidupmu akan lebih baik dengan
menempuh jalan seperti ini, aku akan menyetujuinya. Demi kamu dan perasaanmu. Biarkanlah
perasaanku hancur berkeping-keping layaknya piring yang dijatuhkan dari atas
tebing. Mungkin memang benar kita sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Asal
engkau tau, aku masih mencintaimu. Ingatlah sayang, selalu ada jalan untukmu
kembali pulang. Aku menunggumu. Selalu. Atas perjalanan yang teramat panjang;
aku mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar